Kamis, 02 Juni 2011

sepotong kisah 1


“ibu kan sudah bilang sayang, kamu jangan mikirin kesana dulu. Focus aja sama kuliah kamu, yah.. Kamu bisa kan?? ” Tanya Ibuku meyakinkan, sekaligus pertanyaan menurutku. *HUFTH* ibu,, maafin Sasi.
“iya bu, insya Allah Sasi bisa. Mohon doanya” jawabku patuh..
***
Dialog singkat antara aku dan Ibu tadi malam sudah cukup membuat hatiku kembali yakin. *SASII kamu pasti bisa* tegasku dalam hati.
Sepele sebenarnya, tapi semua persoalan ini terlalu rumit untuk gadis seusiaku. Untuk kesekian kalinya, aku harus menerima airmata kesedihan dari tiap pria yg mengatakan sayang padaku. Aku tak sanggup untuk menerima mereka, mengingat seseorang yg aku tunggu tak pernah datang untuk menyatakan isi hatinya.. hidup begitu berat . tukasku hampa, letih rasanya.

***

“kamu kapan mau beli buku untuk semester ini ,Sas??” Tanya sohibku Vanya.
“besok aja ya.. gimana? Kita bareng aja Van.” Jawabku.
“okeey,, jam 10 ya..” serunya lagi bersemangat
“siippooo” ujarku tak kalah semangat
Kami akan pergi membeli buku2 kuliah untuk semester ini, semoga lancar . doaku dalam hati.
Alunan music klasik bordering di Hp-ku, pertanda SMS masuk, segera kubuka.
Sas, kamu udah makan belum? Bareng yuk.. blz
                                                                        Sender : Fikar
                                                                                    13.50 WIB
Ahh,, Fikar . seruku dalam hati.. bimbang, jujur aku takut untuk selanjutnya aku harus menolak segala rasa sayang Fikar, walau tak bisa kupungkiri, aku sayang dia. Tapi … entahlah, hatiku masih belum mampu tuk menghilangkan wajah seseoramh yg telah sangat lama kutunggu. Dari SMA hingga sekarang, saat aku sudah menginjak semester  VII di fakultas Kedokteran.
Segera kuketik sms balasan untuk Fikar :

Blm, y ud, aq d’kantin kampus y.. c u there
                                                                                                To : Fikar
                                                                                                14.05 WIB

“kamu uda lama?” tanyanya saat kami sudah berada dikantin sekarang.
“ngga kok, sebentar. Kamu mau pesen apa? Mau ak u pesenin??” tanyaku sopan.. betapa tidak, Fikar adalah sosok yg bijak, dewasa, namun kehadirannya mampu membuat hari-hariku penuh tawa. Dia sudah kuanggap lebih dari kakakku sendiri. Andai,, aku bisa sayang kamu.. keluhku dalam hati
“aku ikut kamu aja pesennya, key. Tar  habis makan ikut aku yaa.. ” pintanya sopan..
“kemana??” penasaran
“hmm,, somewhere place ” serunya dengan mata berbinar,, Ahh. Andai saja aku mampu menikmati mata indah itu beserta senyum yg tiap hari kau persembahkan untukku.
“oke,, tp jgn malam-malam ya. Aku ada urusan dirumah”
“siip”


4 komentar:

  1. benar-benar kisah yg sangat sepotong...^_^

    hmmm...saya tunggu kelanjutanny (padahal udh tau jg tentang kelanjutannya) hehehe...^_^

    BalasHapus
  2. @ ka andri : hahahhahaa .. emang apadeh lanjutannya :p
    nanti ahh sepotong kisahnya lagii ^^

    BalasHapus
  3. hmm..saya boleh request endingnya ga? jangan happy ending dong...:)

    ditunggu ya..^_^

    BalasHapus
  4. @ fairysha : yahhh .. udah a tentuin endingnya .. gmn dong ? hhahaaa..
    emg knp jgn happy ending ? semua pasti mengharapkan happy bukan ? tp kenyataan kadang berbanding terbalik dgn harapam :(

    BalasHapus